Langsung ke konten utama

Pengalaman Estetis

 


    Berkunjung ke Pameran Karya Seni Lukis yang ada di Perpustakaan Nasional membuat saya sadar akan keindahan suatu karya, itu tidak dinilai dari segi visual saja, melainkan makna yang terkandung pada seni tersebut, juga membuat kita para penikmat menjadi seolah terkagum kagum oleh suatu karya yang kita lihat.



    Di Perpustakaan Nasional juga memajang kesenian tradisional kebanggaan kita yaitu Wayang, Wayang merupakan kesenian populer di Indonesia yang wajib kita lestarikan.



    Saya menemukan beberapa lukisan di lantai atas dengan pewarnaan cukup terang sehingga para pengunjung tidak segan untuk memandangi lukisan ini. Objek manusia dan pewarnaan yang cukup terang memberikan kesan harmonis dan terang dalam melihat lukisan ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Philosophy of ART by Noel Carroll

Ketika kita mengatakan bahwa sebuah karya seni mengekspresikan sesuatu, kita memikirkan beberapa hal  properti atau kualitas, yaitu beberapa kualitas manusia, apakah kualitas emosional  atau kualitas karakter. Untuk mendapatkan atribusi seperti itu, tampaknya adil  untuk mengatakan bahwa karya seni yang bersangkutan harus dijiwai dengan kualitas. Tetapi  apa itu untuk sebuah karya seni yang akan dijiwai dengan kualitas? Itu sepertinya sangat  buram. Bisakah kita melakukan sesuatu untuk menghilangkan opacity itu?  Ketika seorang seniman membuat karya seni ekspresif, dia bermaksud untuk menunjukkan  maju atau untuk menampilkan beberapa kualitas antropomorfik. Artinya, ada beberapa  kualitas manusia yang ingin dirujuk oleh seniman untuk menggambar kami  perhatian padanya. Mungkin sang seniman ingin memberi tahu kami tentang keberadaannya  atau mengedepankannya sehingga kita dapat merenungkannya, merenungkannya, dan  membiasakan diri dengan penampilannya yang khas.      Dalam hal ini,  apa

DAVID GOLDBLATT - AESTHETICS | Social Consciousness in Dancehall Reggae

Dalam tulisannya tentang musik populer, Theodor Adorno melontarkan kritik pedas terhadap lagu-lagu yang diproduksi secara komersial. Dia mengklaim bahwa industri komoditas hanya mengizinkan penawaran yang paling dangkal, formula dan berulang melewati penjaga gerbangnya. Menurut Adorno, musik seperti itu tidak memberikan ruang untuk meningkatkan kesadaran sosial. Namun, banyak ahli teori di paruh kedua abad kedua puluh—yang telah mengakui budaya populer sebagai arena di mana kelompok-kelompok sosial yang saling bertentangan mengekspresikan pandangan mereka yang saling bertentangan—telah menantang ide-ide Adorno. Salah satu bentuk musik populer yang menawarkan tantangan nyata bagi formulasi Adorno adalah reggae, musik populer Jamaika yang berasal dari lingkungan perkotaan yang lebih miskin di Kingston, dan dengan cepat menyebar di daerah pedesaan Jamaika.     Reggae menggabungkan tradisi rakyat Afro-Karibia seperti mento (musik rakyat Jamaika awal) dengan ritme dan blues yang diimpor dar